UNITED4D - Film Fast and Furious 8 masih merajai puncak box office dan masih tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Tempat syutingnya yang menarik adalah Havana di Kuba.
Baca Juga :
Musisi Norwegia Ini Jatuh Cinta Pada Nasi Padang
Sekual film Fast and Furious yang ke-8 berjudul The Fate of the Furious, menceritakan kembali aksi Dominic Toretto (Vin Diesel) bersama kawanannya. Tentunya kali misinya ini berbeda dan aksi-aksi yang mereka lakukan lebih ekstrem.
Pun seperti film-film Fast and Furious sebelumnya, lokasi syuting yang dipakai tidaklah sembarangan. Malah beberapa di antaranya, sudah lebih dulu mencuri perhatian turis sebagai destinasi wisata.
Di adegan awal The Fate of the Furious, tersaji adu balapan antara Dominic Toretto dan seorang gansgter setempat. Seperti biasa, Toretto menampilkan keahliannya memacu mobil meski dicurangi dan mesinnya bermasalah.
Yang menarik dari adegan tersebut adalah, tersaji banyak deretan mobil tua dan bangunan-bangunan bergaya klasik. Tak heran, lokasinya berada di Havana, Kuba yang situasi aslinya memang seperti itu!
Mesin Waktu
detikTravel beberapa waktu lalu pernah berkunjung ke Havana. Ketika menginjakan kaki pertama kali di sana, kata-kata yang tepat untuk menggambarkan suasananya adalah mesin waktu.
Mobil-mobil tahun 1950-an pun lalu lalang di jalanan. Ada Nash, Chevrolet, Ford, Plymouths serta Hudson 1974 berseliweran. Mobil-mobil itu menjadi moda transportasi masyarakat Havana sehari-hari.
Sepanjang pantai, selain bangunan tua juga banyak monumen dan patung. Arsitektur bangunan mirip gedung di Kota Tua Jakarta atau kota-kota besar di Indonesia. Bedanya di Havana, kawasan tua tak hanya satu kompleks, melainkan semuanya! Bedanya lagi, bangunan tua di Havana dihuni, sedangkan di Indonesia sebagian besar sudah kosong ditinggal penghuni.
Mengapa bisa seperti itu?
Sejak rezim berganti dari Batista ke Fidel Castro melalui revolusi pada tahun 1959, Kuba menganut sistem sosialis-komunis dan cenderung tertutup terhadap dunia luar. Kehidupan rakyat dicukupi dan dikontrol pemerintah. Tak ada investasi atau keterlibatan swasta.
Namun beberapa tahun terakhir, Kuba mulai membuka diri meski dalam skala yang sangat terbatas. Turis dari Asia dan Eropa perlahan berdatangan. Turis AS juga ada, tapi mereka diharuskan masuk melalui negara ketiga alias tak langsung ke Kuba untuk menghindari sanksi dari negaranya.
Nah, masyarakat Havana pun masih nyaman hidup dengan bergaya tahun 1950-an. Tidak ada hotel, apalagi mal yang dibangun di sana. Toh meski begitu, kehidupan di Havana berjalan normal seperti kota-kota pada umumnya. Plus, menjadi destinasi wisata yang unik!
Oleh sebab itu pula, Havana terasa 'spesial'. Traveler yang datang ke sana bakal merasakan hidup di tahun 1950-an. Mau naik mobil-mobil antik di sana juga bisa, cukup bayar 40-50 Peso Kuba atau setara dengan Rp 500 ribu.
Tak heran, kalau film Fast and Furious mengambil lokasi syuting di Havana. Mobil dan gedung tuanya, sungguh jadi setting lokasi yang menarik. Selamat datang di Havana, 'mesin waktu' di Kuba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar